Nafsu itu adalah keinginan manusia yang tersirat dalam akal pikirannya. Nafsu ada yang baik, yaitu nafsu yang tidak bertentangan dengan hati nurani serta perintah-perintah dan larangan-larangan yang Allah tetapkan. Namun ada pula nafsu yang buruk, yaitu nafsu yang hanya untuk memenuhi keinginan pikirannya saja, tanpa melibatkan hati nurani dan ketetapan Allah. Berikut ini adalah jenis-jenis nafsu menurut Islam.
Nafsu yang buruk :
Nasfu Amarah
- adalah nafsu yang berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.
- mereka adalah dari golongan yang bermaksiat di mata dan di hatinya.
- mereka adalah golongan ahli neraka.
Nafsu Lawamah
- adalah nafsu yang menyadari apabila melakukan suatu kemungkaran.
- golongan ini beramal tetapi masih ada riya, hasut, dengki dan sebagainya.
- nafsu mereka tetap dilakukan walau mereka tahu itu salah.
- mereka adalah golongan ahli neraka.
Nafsu Marhamah
- adalah nafsu yang telah dapat membuang sifat tercela.
- walaupun begitu, mereka masih mengkritik diri sendiri.
- mereka adalah golongan ahli neraka.
Kemudian nafsu-nafsu yang baik adalah :
Nafsu Mutmainah
- adalah nafsu yang lemah lembut.
- mereka mendapat ketenangan dan menghilangkan gelisah di jiwa.
- mereka adalah orang yang sholeh.
- golongan ini adalah dijamin surga.
Nafsu Raudiah
- adalah nafsu yang berusaha untuk melatih diri untuk mencintai Allah sepenuhnya..
- mereka bergaul dengan orang banyak tetapi hatinya semata-mata hanya kepada Allah.
- mereka bisa juga disebut sebagai Wali Allah.
Nafsu Kamaliah
- adalah nafsu yang sempurna, nafsu yang hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul.
Nafsu Mardiah
- adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat universal, artinya jika Allah memuliakannya, siapa pun tidak akan bisa menghinakannya, demikian pula sebaliknya orang yang dihinakan oleh Allah SWT, siapa pun tidak bisa memuliakannya.